Kamis, 27 Oktober 2011

Manusia dan penderitaan (tugas 6)


NAMA        : FADEL MUHAMMAD
NPM           : 12511557
KELAS       : 1PA07



Tugas 6
Manusia dan penderitaan
            Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Pernanan individu menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Akibat penderitaan bemacam-macam, ada yang mendapat hikamah dari suatu penderitaan ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidup. Oleh karena itu penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Banyak filsuf besar yang masa lalunya penuh dengan penderitaan, seperti KIERKEGAARD (1813-1855) seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi filsuf besar masa lalunya penuh dengan penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankolis karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa. Juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termasuk ibunya selama dua tahun berturut-turut. KIERKEGAARD menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Hal-hal seperti itu menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan sampai ia menemukan hubungan denga Tuhan bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya yang melankolis. Filsuf-filsuf lain yang juga menderita dimasa lalunya adalah NIETZCHE (1844-1900), BERDIJEV (1874-1948) dan SARTRE (1905-1980) ketiganya mengalami penderitaan dimasalalunya yang mengakibatkan mereka berfikir tentang keadaan diri mereka sendiri, orang lain, dan hal-hal yang lebih luas. Penderitaan dan pemikiran mereka mengenai jalan keluarnya mengakibatkan mereka menjadi filsuf besar. Contoh lainya adalah yang dialami pemimpin besar umat Islam yang tejadi pada diri Nabi Muhammad SAW. Ayahnyan wafat sejak usianya 2bulan didalam kandungan. Kemudian pada usia 6tahun ibunya wafat. Dari peristiwa ini bisa dibayangkan penderitaan yang Nabi Muhammad SAW, yang merasakan sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya. Jadi Manusia dan penderitaan adakalnya berkaitan tetapi tidak selamanya, bahwa masih banyak hal-hal lain yang berkaitan dengan manusia, seperti cinta, keindahan, dll. Pada umumnya manusia menolak penderitaan sekecil apapun, akan tetapi tidak semua penderitaan mengakibatkan keburukan, ada diantaranya yang memberi hikmah.



Sumber: sebagian besar dari buku Ilmu Budaya Dasar Dr. M. Munandar Soelaeman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar