Nama : Fadel Muhammad
Kelas : 4PA10
NPM : 12511557
ARTIFICAL INTELLIGENCE
( AI )
Artifical
Intelligence merupakan inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Mulai ada
sejak muncul komputer modern, yakni pada 1940 dan 1950. Ilmu pengetahuan
komputer ini khusus ditunjukkan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku
cerdas dalam system kecerdasan komputer.
Pada
awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan
laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan
dikembangkan. Menjelang akhir tahun 1970, mulai dikembangkan secara penuh dan
hasilnya berangsur-angsur di publikasikan di khalayak umum. Permasalahan di dalam
kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan laju
perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap aspek kehidupan
manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam pula. Program
kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak
membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara procedural dan kaku,
rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh programnya.
Sebaliknya, pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang
memuaskan dilakukan pendekatan trial dan eror, mirip seperti apa yang dilakukan
oleh manusia.
Hubungan
antara Artifical Intelligence pada
kognisi manusia yaitu artifical
intelligence atau kecerdasan buatan
didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini
umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu
mesin (komputer)
agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.
Sedangkan artifical intelligence dengan
kognisi manusia seperti, cara berfikir manusia, cara manusia bernalar,
mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil keputusan serta
merespon dan bertindak. Dengan demikian para peneliti ilmu ini dapat membuat suatu
sistem, aplikasi atau program yang dapat
melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan lebih baik, menggunkan perangkat
mesin yang canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia dikehidupan nyata.
Artifical
Intelligence dengan
sistem pakar pada Eliza Program yang dipublikasikan Joseph Weizenbaum pada
tahun 1966, yang dapat mengelabui pengguna hingga mepercayai bahwa mereka
sedang bercakap-cakap dengan manusia nyata. Tujuan dari pembuatan program ini
adalah untuk meniru pembicaraan antara seorang psikolog dengan pasiennya, dalam
hal ini, Eliza berperan sebagai psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat
tentang masalah penggunanya. Kunci metode operasional Eliza melibatkan
rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat input, dan output berupa
tanggapan yang telah dipersiapkan atau deprogram, yang dapat meneruskan
percakapan dengan suatu cara sehingga tampak bermakna. Sistem pakar pada Parry
dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di universitas
Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental
paranoid yang serius. Program ini menjalankan dengan model mentahan dari
perilaku schizopren paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi dan
kepercayaan penenilaian tentang konseptulisasi: penerimaan, penolakan, dan
netral.
Sedangkan
sistem pakar pada Net Talk, Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut
adalah kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg dijaring yang dapat membaca teks
bahasa inggris yaitu Net talk. Pelatihan ditetapkan untuk Net talk adalah basis
data yang besar terdiri dari teks bahasa inggris ditambah dengan output yang
sesuai fonetiknya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan
synthesizer pidato. Tapi kinerja Net talk diberbagai tahap pelatihan
mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise, kemudian bersih
suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu adalah berbahasa
inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam
bahasa inggris). Pada akhir pelatihan Net talk melakukan pekerjaan yang cukup
baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup
baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.
Pengguna
artifical intelligence sebagai
expert. Menurut Raymond McLeod, Jr dan George P. schell 2008 kecerdasan buatan
(artifical intelligence) adalah
aktifitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menghasilkan
perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampaun tersebut
ditampilkan oleh manusia. Sistem pakar (expert system) adalah usaha untuk
menirukan seorang pakar. Biasanya, sistem pakar berupa perangkat lunak
pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding dengan
seorang pakar atau sumber kepakaran lain komputer, pengetahuan yang ada
disimpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu
untuk suatu nasehat. Dan selanjutnya komputer akan menjelaskan ke pengguna
tersebut, dengan alas an-alasannya bila perlu.
Contoh
kasus pada artifical intelligence dapat kita lihat pada mesin pabrik yang
dikendalikan oleh komputer tetapi masih dapat bernalar, seperti memutuskan
sebuah tindakan dapat di lihat pada robot-robot asal jepang yang dapat
memainkan biola, melayani kostumer restoran dan membersihkan meja, robot anjing
dan kucing yang beraktivitas sesuai dengan program yang ia miliki berdasarkan
apa yang ia tangkap dari lingkungannya atau sentuhan yang ia rasakan, ada robot
roda satu yang bisa menyeimbangkan diri diatas kakinya yang hanya berupa roda 1
buah layaknya sepeda pemain sirkus, bahkan ada pula robot penjinak bom,
sosialita dan penari, serta mesin-mesin dan robot-robot produksi.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan Kusumadewi,
S. (2003). Artifical Intelligence (Tekhnik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Solso,
R., Maclin, O. H., dan Maclin, M.K. Psikologi Kognitif. 2007.
Jakarta: Erlangga