Asal mula Danau Toba
NAMA: FADEL MUHAMMAD
NPM : 12511557
KELAS: 1PA07
Pada
zaman dahulu di suatu desa di Sumatera Utara
hiduplah seorang petani yang bernama Toba, ia menyendiri di sebuah lembah yang
landai dan subur. petani itu mengerjakan lahan pertanian untuk kelangsungan hidupnya sehari-hari.
Selain mengerjakan ladang, terkadang lelaki itu pergi ke
sungai untuk memancing. Setiap lelaki itu memancing, mudah
saja ia mendapatkan ikan. Haingga pada suatu sore,
setelah ia pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk
memancing. Tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor iakan pun
didapatnya. Kejadian yang seperti itu,tidak pernah dialami sebelumnya. Sebab
biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama
tak ada yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti
saja memancing. Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing
itu disambar ikan yang langsung menarik pancing itu jauh ketengah sungai.
Hatinya yang tadi sudah kesal berubah menjadi gembira, Karena dia tahu bahwa
ikan yang menyambar pancingnya itu adalah ikan yang besar. Setelah beberapa
lama dia biarkan pancingnya ditarik ke sana kemari, barulah pancing itu
disentakkannya, dan tampaklah seekor ikan besar tergantung dan
menggelepar-gelepar di ujung tali pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya
ke darat supaya tidak lepas. Sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas
dari mulut ikan itu. Pada saat dia sedang melepaskan mata pancing itu, ikan
tersebut memandangnya dengan penuh arti. Kemudian, setelah ikan itu
diletakkannya ke satu tempat dia pun masuk ke dalam sungai untuk mandi.
Perasaannya gembira sekali karena belum pernah dia mendapat ikan sebesar itu.
Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau
sudah dipanggang. Ketika meninggalkan sungai untuk pulang kerumahnya hari sudah
mulai senja.
Sesampainya
di rumah, lelaki itu langsung membawa ikan besar hasil pancingannya itu ke
dapur. Ketika dia hendak menyalakan api untuk memanggang ikan itu, ternyata
kayu bakar di dapur rumahnya sudah habis. Dia segera keluar untuk mengambil
kayu bakar dari bawah kolong rumahnya. Kemudian, sambil membawa beberapa potong
kayu bakar dia naik kembali ke atas rumah dan langsung menuju dapur. Pada saat
lelaki itu tiba di dapur, dia terkejut sekali karena ikan besar itu sudah tidak
ada lagi. Tetapi di tempat ikan itu tadi diletakkan tampak terhampar beberapa
keping uang emas. Karena terkejut dan heran mengalami keadaan yang aneh itu,
dia meninggalkan dapur dan masuk kekamar. Ketika lelaki itu membuka pintu
kamar, tiba-tiba darahnya tersirap karena didalam kamar itu berdiri seorang
perempuan dengan rambut yang panjang terurai. Perempuan itu sedang menyisir
rambutnya sambil berdiri menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar.
Sesaat kemudian perempuan itu tiba-tiba membalikkan badannya dan memandang
lelaki itu yang tegak kebingungan di mulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi
sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri dihadapannya luar biasa
cantiknya. Dia belum pernah melihat wanita secantik itu meskipun dahulu dia
sudah jauh mengembara ke berbagai negeri. Karena hari sudah malam, perempuan
itu minta agar lampu dinyalakan. Setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia
diajak perempuan itu menemaninya kedapur karena dia hendak memasak nasi untuk
mereka. Sambil menunggu nasi masak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia
adalah penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing
di sungai. Kemudian dijelaskannya pula bahwa beberapa keping uang emas yang
terletak di dapur itu adalah penjelmaan sisiknya. Setelah beberapa minggu
perempuan itu menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu
harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal usul istrinya myang menjelma dari ikan. Setelah lelaki
itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.
Dan
setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri
nama Samosir. Anak itu sngat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu
bertabiat kurang baik dan pemalas. Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya
mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering
dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksa ibunya yang mengantarkan
nasi ke ladang. Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke
ladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa
ibunya, dengan kesl pergilah ia mengantarkan nasi itu. Di tengah jalan,
sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan. Setibanya diladang, sisa nasi
itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si
ayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat sekali diantarkan. Oleh
karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan
kepadanya adalah sisa-sisa. Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku
bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasinya itu. Kesabaran si ayah jadi
hilang dan dia pukul anaknya sambil mengatakan: “Anak kurang ajar. Tidak tahu
diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”
www.google.com